Langsung ke konten utama

Sebelah Sandal

Jum'at lalu, aku harus pergi ke pasar untuk membeli beberapa bahan pakaian. Setibanya dari angkot, aku sedang menunggu lalu lintas agak lenggang. Ada seorang bapak paruh baya yang juga turun dari angkot di sebelah saya. Dia sedang sibuk mencari sebelah sandalnya di dalam angkot dan ternyata tidak ada.

Aduh, kasihan banget aku lihatnya. Bapak itu terpaksa melepas sebelah sandalnya dan memutuskan untuk tidak memakainya. Beliau aku bantu menyebrang jalan. Padahal kakinya tidak memakai alas. setelah berjalan mendahuluinya, aku selalu menengok kebelakang. kemudian aku lepas sebelah sandalku dan aku ijakkan kaki ke aspal. Na'udzubillah, panasnya. Aku jadi memikirkan bapak tadi yang harus melewati jalan di pasar dengan panasnya, belum lagi pandangan aneh orang lain.

Semoga bapak itu cepat sampai tujuan dan mendapatkan sendal baru. Amiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanggung Jawab Tak Kasat Mata

Dewan Perwakilan Daerah. Waw ! Banyak hal yang ingin saya lakukan seandainya saya menjadi anggota DPD RI. Menurut saya, kursi DPD bukan sebuah kursi biasanya. Bukan hanya kursi yang diperebutkan orang sehingga menjadi prestige . Bukan pula kursi yang dijadikan sebagai ajang pemegang kekuasaan. Ini kursi DPD, jika saya mendudukinya maka saya harus mempersiapkan diri untuk memikul tanggung jawab yang dibebankan di bahu saya. Harapan yang bertumpuk-tumpuk, ada tetapi tidak kasat mata. Secara perlahan semoga yang saya lakukan menjadi kenyataan. Semua impian dan harapan rakyat akan saya pikul selama lima tahun. Malu rasanya jika saya nanti menjadi anggota DPD, tetapi selama lima tahun saya tidak dapat memberikan sumbangsih apa-apa terhadap daerah saya. Oke, sebelumnya saya akan menjelaskan secara singkat tentang DPD. DPD adalah dewan perwakilan daerah yang berkewajiban untuk memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat serta menyerap, menghi...

Insecure

 It just a short conversation with my friend. I upating my WA's state with : Jika kamu bersedih terhadap fakta yang jelas, itu artinya kamu terlalu banyak berharap. Me : Kenapa hati kami (aku,red) jadi sedih ya, kak? Mungkin karena kami terlalu berharap. Kan bisa dikatakan kami tuh su... (??) Suka? Naksir ?  Aku berenti ngomong sambil mikir, iyakah aku suka sama dia? Kayaknya nggak, deh? Naksir? Enggak juga. Apa ya? (Ngelanjutin omongan) Me : lebih tepatnya tertarik kali, kak? Iya tertarik. Setelah ngebahas ini, malah semakin mikir. Iya ya, aku tuh gak suka sama dia. Naksir juga nggak. Terus apa? Tertarik, bisa dibilang nggak juga. Jadi, apa de? Ntahlah, sampai saat ini pun bingung. Tapi, yang paling penting adalah ikhlas ngelepasin. 

Pengalaman dari Cerita Seseorang (part I)

Saya suka sekali mendengar cerita dari orang lain. Ketika orang menganggap kalo itu adalah hal yang berlalu begitu saja, namun bagi saya cerita itu memiliki nilai moral yang penting. Banyak sih ceritanya, berhubung saya ingat cerita ini, maka saya tulis yang ini saja ya. Dulu, sebelum kerja menjadi tenaga honorer, saya bekerja di salah satu perusahaan swasta. Di ruangan saya, yaitu divisi keuangan, terdiri dari 4 orang. Kami seruangan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Beda agama dan keyakinan (masing-masing berbeda), beda suku dan ras juga. Sewaktu bercerita tentang orang tua, Cece Kasir juga cerita sesuatu yang menarik dan menjadi self reminder buat saya, kamu dan mungkin orang lain yang membaca ini. Suatu hari, seorang ibu sibuk di dapur dan membersihkan batok kelapa. Sang anak pun menghampiri. Anak : "Ibu, apa yang sedang Ibu kerjakan?" Ibu : "Ibu mau membuat mangkok dan piring, Nak" Ibu tersebut menjawab pertanyaan anaknya sambil membersihk...