sampai durian tangkuk rajo
dari sialang belantak besi
hinggo bukit tambo nan tulang
Itu lah negeri jambi
sepucuk jambi sembilan lurah
bersih aman dan tertib kotanyo
serta ramah tamah rakyatnyo
alamnyo indah dari tanjung jabung hinggo kerinci
sungguh Jambi suatu negeri yang oleh Tuhan telah
diberkati
Ayo kawan semua
jago negeri yang ,makmur ini
dengan segalo upayo kito
agar negeri bijak bestari”
Lagu berjudul Negeri Jambi yang
dipopulerkan oleh Ikke Nurjanah ini seringkali menghiasi layar kaca di chanel
TVRI Jambi pada sore hari. Lagu tersebut bercerita tentang negeri Jambi yang
sangat indah alamnya. Bukan hanya indah, negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah
yang terdiri dari 11 Kabupaten dan kota ini juga sangat kaya akan budaya. Mulai
dari tarian, adat istiadat, bahasa, pakaian, seni dan tradisi serta makanan
daerahnya. Seni dan budaya itupun sudah diperkenalkan dimata nasional hingga
internasional dengan cara memperkenalkannya di setiap pertunjukkan kebudayaan
baik di dalam maupun luar negeri.
Nah, tugas kita sebagai mahasiswa dan generasi
penerus adalah menjaga agar segala kebudayaan yang diturunkan oleh nenek moyang
kita dari generasi ke generasi ini tidak luntur dan punah dimakan zaman.
Bagaimana caranya? Bukankah budaya sudah kita lestarikan sedemikian rupa?
Mengangkat tema kebudayaan di acara-acara besar seperti pameran hanya sebagian
kecil cara melestarikannya. Bagaimana dengan pengaplikasiannya dalam kehidupan
sehari-hari? Cukup unik, karena biasanya kita hanya ‘berbudaya’ di acara-acara
tertentu saja.
Banyak hal kecil yang bisa kita
lakukan untuk dapat mengaplikasikan budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Menyanyikan lagu daerah Jambi misalnya. Lagu berjudul Negeri Jambi di atas
hanya sebagian kecil dari lagu daerah yang ada. Masih ada Serampang Laut, Batik
Jambi, Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Mak Inang dan banyak lagi. Dengan
menyanyikan lagu tersebut kita bisa lebih mengenal budaya Jambi melalui lirik-lirik
yang terdapat di dalamnya.
Cara lain yang dapat kita lakukan
adalah belajar membatik. Mengapa saya katakan belajar? Selama ini yang kita
tahu memakai batik itu juga ‘berbudaya’, tetapi apa kita tahu yang kebanyakan
kita pakai adalah batik Jawa dan bercorak Jawa. Belajar membatik bisa
memberitahu kita bahwa Jambi tak kalah kaya corak dari batik Jawa. Dibalik
motif-motif itu, ada ciri khas yang benar-benar ‘menggambarkan’ Jambi. Seperti
Tampuk Manggis, Durian Pecah, Kapal Sanggat, dan Angso Duo Meram. Mari kita
sukseskan Hari Batik Internasional, tanggal 2 Oktober nanti, dengan
bersama-sama memakai batik Jambi. Yess !
Ikut mempelajari tari daerah juga
merupakan alternatif lain dalam mengaplikasikan budaya daerah Jambi. Contohnya
mempelajari Tari Selampit Delapan, Tari Rangguk, Tari Zapin, dan Tari Sekapur
Sirih. Setiap gerakan tarian tersebut mempunyai makna berbeda. Misalnya Tari
Sekapur Sirih dipersembahkan untuk menyambut tamu, Tari Selampit Delapan yang
dibawakan pada saat perkumpulan muda-mudi yang menggambarkan keceriaan, dan
Tari Rangguk yang dipertunjukkan sebagai hiburan tamu yang datang.
Ada hal lain yang tak kalah penting
dalam mengaplikasikan budaya daerah Jambi dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu
jangan melupakan budaya dari daerah asal. Contohnya dalam menjalani aktivitas
sehari-hari masyarakat daerah Bangko, Merangin dan Kerinci memakai tekuluk.
Tidak ada salahnya kita juga belajar bagaimana cara memakainya.
Apresiasi dari masyarakat dan
lingkungan sekitar juga tak kalah penting. Dukungan ini merupakan bentuk suatu
wujud kepedulian masyarakat mengenai budaya daerah Jambi. Jangan pernah takut
akan kedatangan budaya luar. Sebagai seorang mahasiswa kita tentunya sudah bisa
memilih budaya yang baik. Budaya luar juga dapat mempengaruhi perkembangan
budaya yang selama ini ada di lingkungan sekitar kita. Kita hanya perlu
memilihnya, menyaring yang baik dan mengembangkannya bersama budaya asli kita
tanpa meninggalkan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut. Yang
terpenting adalah kita harus menghargai budaya yang kita miliki. Dengan
demikian, mudah bagi kita untuk melaksanakan dan melestarikan budaya tersebut serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
bagus de, informasinya juga cukup mewakili tentang Jambi... smangat trus ya menulisnya :)
BalasHapusmakasii, necha. :D
BalasHapusjadi malu, yang baca anak FKIP Bahasa Indonesia.
hhe :)