Kita (Hampir) Sama

Hai, mbak. Aku juga mau ikutan nih review blog-nya mbak Erry. Sebelumnya aku agak bingung, karena postingan mbak panjang-panjang banget. Hehe. Aku mau nge-review postingan mbak yang berjudul The Law of Attraction… dan Hal-hal yang Dapat Membuat Kita Tersesat! Mengapa aku tertarik untuk me-review postingan ini? Alasannya karena aku juga pernah merasakan yang mbak rasakan. Hihi

Yang ku maksud dengan merasakan apa yang mbak rasakan adalah jalan-jalan gratis. Memang nggak sejauh ke Korea, cuma ke Yogyakarta. Namun, keduanya emang butuh perjuangan. Aku rasa perjalanan ke Korea setimpal dengan perjuangan mbak saat mencari vote. Kalo perjuanganku adalah selalu mentaati peraturan kerja dengan sedikit inovasi dan berani mengambil tindakan. Hihi

The Law of Attraction meliputi antara keinginan dan pencapaian, menurutku itu dua hal yang saling berhubungan. Seperti yang aku alami, sebelum diberitahu bahwa aku akan dikirim ke Yogya, aku sempat berbisik dalam hati, Aku pengen banget jalan-jalan. Keesokkan harinya, aku mendapat telpon dari manajerku untuk segera mengirimkan nama lengkap dan nomor KTP untuk booking tiket pesawat. Hmm. Rasanya kayak mimpi.

" Ketika lo memikirkan sesuatu dan menginginkannya dengan teramat sangat, maka menurut hukum ketertarikan, seluruh partikel yang ada di semesta ini akan membantu lo untuk mendapatkannya… "

Bosku yang memberiku perjalanan ke Yogyakarta itu juga sering menjelaskan kepada kami (re:pegawainya) mengenai The Law Of Attraction saat General Meeting. Bagaimana keinginan mempengaruhi pikiran kita dan saat itu alam semesta membantu kita untuk mendapatkannya, seperti yang mbak jelaskan.  Tentunya ditambah perjuangan dan kesungguhan. Tetapi, saat itu apakah mbak memiliki kepercayaan untuk mendapatkannya? Entahlah, aku merasakan kalo itu sepertinya emang bakal aku dapatin. Hhmm.

Mungkin bagi sebagian orang ke Yogyakarta adalah hal biasa, tapi tidak denganku. Tiket pesawat PP dan juga uang saku serta penginapan gratis sudah disediakan. Aku berangkat cuma bawa baju aja. Lumayan juga ‘kan mbak? Hehe

Yang kedua adalah Hal-hal yang dapat membuat kita tersesat! Kalau dilihat dari cerita mbak, mbak sama sepertiku. Menyukai tantangan dan suka bikin ide sendiri. Bayangkan, mbak. Pertama kali naik pesawat dan harus transit. Modal aku cuma sms dari teman. Yang ngasih tau kalo mau transit harus ngelapor dimana. Hahaha

Sama seperti mengikuti angkot. Bedanya, kalau aku mengikuti papan petunjuk yang ada di dinding-dinding bandara. Kalau di Yogya aku ngikutin nama jalan *toss*. Beruntung, Yogya adalah salah satu kota tujuan pariwisata, jadi setiap jalan selalu ada arah petunjuk jalan, ada Kaliurang, Gejayan, Babarsari, Malioboro dan lain-lain.

Ceritaku yang nyasar juga hampir mirip sama cerita mbak, kalo aku sih waktu itu lagi naik bus. Begini ceritanya :

Aku           : Mas, ini ke Malioboro?

Kernet      : Bisa, mbak. Nanti turun aja di simpang, naik bus no 4. Itu bus yang ke malioboro.

Aku       : (dengan sok tau nya naik aja) (tapi kok ini kayak jalan gak ke Malioboro karena sehari sebelumnya aku pergi ke sana bersama temanku, kali ini aku pergi sendiri)

Dugaanku benar, busnya balik lagi ke dekat tempat aku naik tadi.

Kernet     : Loh, mbak nggak jadi ke Malioboro?

Aku          : (bingung)

Kernet     : Maksud saya, jalan aja ke simpang itu, mbak. Nanti naik bus lagi.

Tau nggak sih, mbak. Ternyata jarak saya nunggu bus sama simpang yang dimaksud kernet bus tadi hanya sekitar 50 meter. Jadi, buat apa aku naik bus? Jalan kaki gak nyampe 2 menit juga nyampe, nah aku malah ngabisin waktu 10 menit + uang Rp 2500 buat ongkos. -__-

Alhasil, aku nyampai juga kok, mbak. Pulangnya malah lebih nekat. Naik bus sampai si kernet bus nitipin aku ke Ibu-ibu yang satu tujuan sama aku. Karena aku harus 2 kali naik bus buat nyampe Kaliurang KM4. Wahahaha. Parah nggak mbak nekatnya aku? Hihi

Pas aku ceritain ke karyawan yang ditugasin ngejaga aku di sana, dia bilang gini : kamu berani ya, De. Aku yang udah 4 tahun tinggal di sini aja nggak berani naik bus sendirian. Haha

Aku bilang aja : gampang kok, mbak. Kalo nyasar tinggal nelpon mas Putra aja. (Aku langsung ngelirik Mas Putra yang nggak enakan sama aku karena nggak sempat ajak aku jalan-jalan)

Kalo baca dua postingan, mbak yang ini aku benar-benar berasa balik ke 2,5 tahun yang lalu. haha

Oia, mbak. Gimana kalo mbak buat chicklit aja, seru tuh ceritanya. Kalo di novelin bisa disejajarin sama Cintapuccino (re:novel favoritku) hehe

Dari gaya bahasanya, sepertinya mbak ini orangnya sangat semangat. Dan tulisan mbak bisa menularkan semangat ke kami, para pembaca. Oke, mbak. Tetap semangat J