Saya suka sekali mendengar cerita dari orang lain. Ketika orang menganggap kalo itu adalah hal yang berlalu begitu saja, namun bagi saya cerita itu memiliki nilai moral yang penting. Banyak sih ceritanya, berhubung saya ingat cerita ini, maka saya tulis yang ini saja ya.
Dulu, sebelum kerja menjadi tenaga honorer, saya bekerja di salah satu perusahaan swasta. Di ruangan saya, yaitu divisi keuangan, terdiri dari 4 orang. Kami seruangan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Beda agama dan keyakinan (masing-masing berbeda), beda suku dan ras juga.
Sewaktu bercerita tentang orang tua, Cece Kasir juga cerita sesuatu yang menarik dan menjadi self reminder buat saya, kamu dan mungkin orang lain yang membaca ini.
Suatu hari, seorang ibu sibuk di dapur dan membersihkan batok kelapa. Sang anak pun menghampiri.
Anak : "Ibu, apa yang sedang Ibu kerjakan?"
Ibu : "Ibu mau membuat mangkok dan piring, Nak"
Ibu tersebut menjawab pertanyaan anaknya sambil membersihkan batok kelapa dari sabut-sabut kulit kelapa dan masih asyik mengerjakannya.
Anak : "Bukankah kita memiliki mangkok dan piring yang banyak, Bu? Kenapa harus membuat mangkok dna piring yang baru?"
Sang anak terlihat kebingungan.
Ibu : "Ini untuk Nenek. Nenek sudah tua dan lemah. Jika diberikan mangkok dan piring kaca, maka akan banyak piring dan mangkok kita yang pecah."
Anak : "Kalo begitu, aku juga mau membuat piring dan mangkok dari Batok kelapa, Bu"
Sang Anak pun mengambil kelapa lainnya, Ibunya pun terlihat bingung.
Ibu : "Memangnya kamu mau buat untuk Nenek juga?"
Anak : "Tidak, aku akan membuat untuk Ibu. Kalo Ibu sudah tua nanti, aku akan memberikannya"
Sang ibu pun terdiam, memikirkan betapa sedihnya jika saat ia memasuki usia senja anaknya memperlakukannya demikian, setelah itu sang ibu pun berhenti membuat piring dan gelas dari batok kaca.
Catatan buat saya :
* kadang emang kita memperlakukan orang lain kita anggap wajar, tapi betapa sedihnya kita saat tau perasaan orang yang kita perlakukan tadi.
Dulu, sebelum kerja menjadi tenaga honorer, saya bekerja di salah satu perusahaan swasta. Di ruangan saya, yaitu divisi keuangan, terdiri dari 4 orang. Kami seruangan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Beda agama dan keyakinan (masing-masing berbeda), beda suku dan ras juga.
Sewaktu bercerita tentang orang tua, Cece Kasir juga cerita sesuatu yang menarik dan menjadi self reminder buat saya, kamu dan mungkin orang lain yang membaca ini.
Suatu hari, seorang ibu sibuk di dapur dan membersihkan batok kelapa. Sang anak pun menghampiri.
Anak : "Ibu, apa yang sedang Ibu kerjakan?"
Ibu : "Ibu mau membuat mangkok dan piring, Nak"
Ibu tersebut menjawab pertanyaan anaknya sambil membersihkan batok kelapa dari sabut-sabut kulit kelapa dan masih asyik mengerjakannya.
Anak : "Bukankah kita memiliki mangkok dan piring yang banyak, Bu? Kenapa harus membuat mangkok dna piring yang baru?"
Sang anak terlihat kebingungan.
Ibu : "Ini untuk Nenek. Nenek sudah tua dan lemah. Jika diberikan mangkok dan piring kaca, maka akan banyak piring dan mangkok kita yang pecah."
Anak : "Kalo begitu, aku juga mau membuat piring dan mangkok dari Batok kelapa, Bu"
Sang Anak pun mengambil kelapa lainnya, Ibunya pun terlihat bingung.
Ibu : "Memangnya kamu mau buat untuk Nenek juga?"
Anak : "Tidak, aku akan membuat untuk Ibu. Kalo Ibu sudah tua nanti, aku akan memberikannya"
Sang ibu pun terdiam, memikirkan betapa sedihnya jika saat ia memasuki usia senja anaknya memperlakukannya demikian, setelah itu sang ibu pun berhenti membuat piring dan gelas dari batok kaca.
Catatan buat saya :
* kadang emang kita memperlakukan orang lain kita anggap wajar, tapi betapa sedihnya kita saat tau perasaan orang yang kita perlakukan tadi.
Komentar
Posting Komentar